Palembang | Tintamerah.co.id – Pasca disegelnya Parkside’s hotel di jalan Seroja Kelurahan 20 Ilir D III kecamatan Ilir Timur II kota Palembang pada Selasa (11/2/2025) lalu dan tidak main-main, Penyegelan ini berdasarkan keputusan Kepala Satuan (Kasat) Polisi Pamong Praja (Polpp) Nomor. 0467/Kprs/PP/2025.
Penyegelan tersebut dilakukan setelah Komisi III DPRD Kota Palembang mengeluarkan rekomendasi tegas kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terkait serangakaian pelanggaran perizinan serta dugaan pengrusakan segel dari pihak hotel yang sebelumnya pernah disegel.
Pada Selasa (11/2/2025) lalu dilakukan pemasangan banner pemberitahuan yang digantung di atap teras depan Parkside’s hotel oleh petugas Satpol PP Palembang, yang juga dikawal ketat aparat kepolisian dan disaksikan ratusan masyarakat setempat.
Entah kenapa, banner yang dipasang tersebut tidak berlangsung lama, entah siapa tiba-tiba banner tersebut sudah dilepas dan terlihat aktivitas di hotel tersebut seperti biasa. Setelah dicek pada petang harinya sekitar pukul 18.44 WIB, segelnya sudah tidak ada lagi, alias dicabut pihak tertentu.
Hal tersebut membuat Aliansi Masyarakat Peduli (AMP) Kota Palembang geram, seolah-olah dipermainkan dan AMP mengecam Pelepasan banner penutupan hotel yang diduga dilakukan Parkside’s hotel. Ratusan massa AMP kota Palembang yang terdiri dari Ormas, LSM, Aktivis dan NGO akhirnya menggeruduk kantor Walikota Palembang, Jumat (14/2/2025).
Koordinator Aksi yang sekaligus Ketua Umum DPP Gerakan Cinta Rakyat Indonesia (GENCAR), Charma Afrianto, SE mengatakan pihaknya mengecam keras atas kejadian ini. Tak hanya itu saja, AMP kota Palembang juga mempersembahkan BRA/BH yang ditujukan untuk Pj Walikota Palembang sebagai bentuk protes.
“Jelas-jelas hal tersebut mempermalukan marwah dan kewibawaan Pemkot Palembang. Pihak hotel harusnya taat dengan kebijakan pemerintah terkait pemasangan banner tutup sementara, bukan malah dilepas sesuka hati,” ungkap Charma.
“Kami tegaskan, jika Pj Walikota tidak sanggup menutup Parkside’s hotel maka kami akan bongkar dugaan praktek mafia perijinan dan gratifikasi,” tegas Charma dengan nada geram.*