PALI | Tintamerah.co.id -, Tahun ini SMA Negeri 17 Palembang menerima siswa baru melalui Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 melalui jalur Prestasi Akademik sebanyak 90 orang. Dari jumlah tersebut, nama Khayyirah Talita Sakhi merupakan salah satu siswa baru yang berasal dari luar kota Palembang.
Bagaimana tidak, Khayyirah merupakan orang pertama yang berasal dari SMP Negeri 1 Talang Ubi itu berhasil untuk mengejar mimpinya menimba ilmu di SMA Negeri 17 Palembang. Murid kelas IX.2 itu saat ini tengah menjalani penilaian sumatif akhir semester.
“Khayyirah memilih SMA 17 ini karena memang ini pilihan dan keinginan Khayyirah sama orang tua sendiri, memang impiannya disana,” kata Hayyirah kepada Tintamerah.co.id, Selasa (06/05/25).
“Karena di SMA 17, yang pertama, mereka sekolah berasrama,” Khayyirah menambahkan.
Ingin Hidup Mandiri
Menurut Khayyirah pada saat tahun pertama menempuh pendidikan di asrama tidak boleh membawah Handphone sehingga para siswa dapat fokus dalam belajar, apalagi ada kelas malam.
Selain itu, Khayyirah menambahkan asrama SMA 17 menerapkan seluruh siswa agar dapat terbiasa hidup lebih mandiri sehingga tidak selalu bergantung kepada orang tua seperti mencuci pakaian sendiri.
Mencoba Tantangan Baru
Ia mencoba tantangan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, karena menurut Khayyirah, jika dirinya memutuskan bersekolah di SMA 17 Palembang akan menambah relasi hubungan persahabatan.
Kendati begitu, Khayyirah menilai, bahwa sekolah-sekolah SMA yang ada di PALI sudah sangat berkembang pesat seperti SMA Negeri 1 talang Ubi dan SMA Negeri 2 Talang Ubi.
“Tapi karena memang Khayyirah impiannya disana, Khayyirah lebih merasa mungkin akan cocok, Khayyirah memilih SMA 17,” terang Khayyirah.
Sempat Ragu Karena Ketatnya Persaingan
Menurut anak pertama pasangan Rizal Pahlevi- Siska Akhira itu, pada awalnya ia antara yakin dan tidak karena saingannya bukan hanya dari satu kota saja tetapi pendaftarnya itu dari seluruh siswa dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, namun setelah terus mempelajari proses mekanisme ujian, Khayyirah menilai bahwa semua materi ujian tidak terlalu sulit dikerjakan.
“Itu berbeda-beda, ada dari kota Muara Enim, kota Banyuasin, terus juga ada dari sekolah-sekolah internasional juga pendaftarnya. Jadi Khayyirah merasa sempat insecure-nya rendah diri tapi setelah dicoba Khayyirah melalui prosesnya, apa saja yang dinilai, seperti nilai akademisnya Khayyirah cukup pantas. Dan saat mengikuti tesnya Khayyirah juga cukup merasa tesnya itu bukan hal yang begitu sulit dan tidak mampu Khayyirah lakukan, jadi bisa dipahami dan bisa dinalar,” jelas Khayyirah.
Persiapan Matang Menghadapi Ujian
Demi meraih cita-citanya agar bisa menimba ilmu di SMA 17 Palembang, Khayyirah memutuskan harus mempersiapkan diri, karena kurang persiapan Khayyirah harus menambah amunisi dengan mengikuti bimbingan belajar (bimbel) walaupun orang tuanya harus rela mengeluarkan biaya juta-an rupiah.
“Khayyirah tanya sama teman-teman pada sudah jauh-jauh hari itu ikut bimbel sampai bimbelnya itu berjuta-juta, itu Khayyirah merasa kurang persiapan. Jadi pada saat Khayyirah tes ternyata itu soal-soal yang masih bisa dinalar walaupun kita kurikulumnya itu berbeda dengan sekolah diluar kota, tidak bergantung kepada kurikulum tetapi bergantung kepada pikiran dan nalar yang kita punya,” ungkap Khayyirah.
Motivasi Diri: Riwayat Akademik dan Pengalaman
Khayyirah mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat akademik yang cukup baik dan pengalaman dalam berbagai kegiatan sebagai siswa di SMP Negeri 1 talang Ubi.
“Mungkin Khayyirah mempunyai riwayat akademik yang cukup baik jadi Khayyirah lumayan yakin terus Khayyirah memiliki beberapa pengalaman,” pungkas Khayyirah.
Peran Orang Tua Jadi Kunci Keberhasilan Khayyirah
Lantas bagaimana Khayyirah bisa lulus SPMB 2025 ke SMA 17 Palembang? Ternyata dukungan penuh dari kedua orang tuanya.
Khayyirah menjelaskan bahwa dirinya sempat dihantui rasa pesimisme sehingga ragu dapat lulus SPMB 2025, namun kata Khayyirah, berkat motivasi dari kedua orang tuanya lah yang menjadi pelecut semangat dirinya sehingga Khayyirah percaya bahwa ia pasti bisa menggapai impiannya.
“Tentunya karena motivasi dari orang tua, orang tua Khayyirah terus coba bilang bahwa Khayyirah pasti bisa, jadi Khayyirah usahakan semampu Khayyirah. Walaupun Khayyirah setengah yakin setengah tidak tapi dengan adanya motivasi orang tua Khayyirah, jadi Khayyirah lebih semangat dan lebih berusaha lagi,” jelas Khayyirah.
Selain itu, tutur Khayyirah bahwa kedua orang tuanya telah mempersiapkan dirinya sejak masuk bangku sekolah kelas VII SMP Negeri 1 Talang Ubi.
“Orang tua Khayyirah itu tentang SMA 17 ini bukan hanya dari tahun ini saja tetapi dari awal Khayyirah masuk SMP itu ayah dan ibu Khayyirah itu sudah berencana masukin Khayyirah di SMA 17 jadi Khayyirah memang dituntut dari dulu untuk dari semester satu sampai semester terakhir ini Khayyirah diusahakan membaguskan semua nilai akademis Khayyirah,” ucap Khayyirah.
Tak hanya itu, menurut Khayyirah, ayah dan ibunya selalu memberikan fasilitas bimbingan belajar di luar jam sekolah.
Selain itu, Khayyirah menuturkan bahwa sejak lama orang tuanya selalu mencari informasi tentang SMA 17 dengan menggali dari berbagai sumber.
“Terus khayyirah juga diberi seperti fasilitas les terus, ibu dan ayah Khayyirah itu selalu berusaha untuk mencari dan menggali potensi apa yang ada didalam diri Khayyirah. Dari dulu sebelum pendaftaran itu yang mencari informasi tentang SMA 17 ini ibu dan ayah Khayyirah selalu mencari informasi dari teman-temannya, dari sosial media, jadi mereka memang mempersiapkan, terus mereka juga terus membantu apa saja yang harus dipersiapkan, jadi Khayyirah tinggal berusaha untuk mengembangkan nilai-nilai yang akan di tes oleh SMA 17 tersebut,” kata Khayyirah.
Perasaan Pertama Kali Saat Khayyirah Lulus SPMB 2025 ke SMA 17
Saat mengetahui dirinya berhasil lulus SPMB 2025, perasaan bercampur baur merasuki pikirannya. Ia langsung menghubungi kedua orang tuanya. Khayyirah merasa tidak percaya dengan hasil yang didapatkannya.
Sebelum itu, saat mendekati pengumuman, perasaan Khayyirah terus bergejolak. Ia merasa tidak yakin bisa masuk sekolah SMA 17, namun orang tuanya terus memberikan semangat akan mencoba lagi melalui jalur Tes Kompetensi Akakdemik (TKA). Dalam situasi itu ia tidak lagi memperdulikan apapun hasilnya.
“Terus pertamanya itu Khayyirah sudah pesimis kayaknya kurang yakin bisa lulus yang prestasi. Jadi kata ibu sama ayah Khayyirah kalau misalnya tidak lulus melalui jalur prestasi akan mencoba lagi dengan jalur Tes Kompetensi Akakdemik (TKA), jadi Khayyirah tidak peduli dengan hasilnya, jadi Khayyirah merasa kalau memang tidak lulus akan mencoba lagi di jalur TKA,” ujar Khayyirah.
Mampu Bersaing Mengalahkan Ratusan Peserta
Khayyirah menjelaskan saat pertama kali melihat namanya tertera didalam pengumuman. Ia merasa terkejut seolah tak percaya, ‘kok saya bisa’. Ia merasa sangat senang bisa bersanding bersama puluhan peserta yang lolos dari berbagai sekolah ternama di Sumatera Selatan.
Dengan hasil yang dicapainya, Khayyirah mengatakan saat sekolah nanti ia akan berusaha semaksimal mungkin dalam akademis. Selanjutnya, Khayyirah akan beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
Kemudian, dirinya akan tetap aktif mengikuti organisasi sekolah seperti OSIS, Bujang Gadis atau pun Duta Literasi. Khayyirah menegaskan akan seaktif mungkin dengan semua kegiatan organisasi untuk mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.
Pesan Khayyirah kepada Siswa Sekolah di PALI
Khayyirah menyampaikan, bagi seluruh anak didik yang ada di PALI jangan pernah takut meraih mimpi meskipun kita berasal dari daerah, menurutnya, kita pasti bisa, yakin dan semangat adalah pembasmi mental pesimis terhadap diri sendiri.
(ej@/tintamerah.co.id)