PALI | Tintamerah.co.id -, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan, Kuyung Rizal soal berhembusnya pasangan Devi Haryanto – Ferdinan (DEFE) dianggap jauh dari agama.
Kuyung lantas bertanya siapakah orang yang menghembuskannya diiringi gelak tawa dengan isu recehan yang dilemparkan ke ruang publik.
“Intinya seperti ini, kalau menurut saya, kan dari sekian Paslon itu kalau dari sisih standar itu kita tidak bisa mengukurnya,” kata Kuyung kepada Tintamerah.co.id, Jumat (20/09/24).
Menurut Kuyung, standar keagamaan seseorang sangat sulit untuk menilainya karena standar spiritual seseorang merupakan privasi yang menjadi ranah pribadi dan tentu jarang jadi konsumsi publik.
Kuyung menyinggung bisa saja seseorang saat akan mencalonkan dirinya pura-pura lebih Islami seakan tingkat keagamaannya terlihat sangat agamais.
Lebih lanjut Kuyung menuturkan bahwa didalam dunia politik pada dasarnya manusia bisa berubah-ubah, kata Kuyung, ada orang baik bisa menjadi buruk, sebaliknya ada orang buruk bisa menjadi baik.
“Manusia ini kan bisa berubah, ada orang baik bisa menjadi buruk, di dunia politik kan seperti itu, ada orang buruk bisa menjadi baik di dunia politik,” terang Kuyung.
Selain itu, menurut Kuyung perilaku seseorang salah satunya tergantung dengan dimana orang tersebut menempatkan lingkungan kehidupannya ditengah masyarakat.
“Bisa jadi sesuai dengan dia ikut dibagian apa, kalau dia masuk PKS namanya ikut pengajian. Bisa jadi orang buruk yang tidak sembahyang jadi sholat, kan seperti itu,” jelas Kuyung.
Jadi kata Kuyung, bisa saja kita salah menilai bahwa seseorang itu apakah jauh atau dekat dengan agama karena perbuatan keimanan seseorang yang selama ini dilakukannya kemungkinan tidak nampak dari semua orang sehingga bisa jadi lebih baik dari penilaian kita.
“Bisa jadi dia telah bantu ini bantu itu, mungkin amal solehah pribadi dia kurang, cuma kalau dirumahnya kita tidak melihat apakah sembahyang, apakah mengaji, tidak bisa kita melihatnya 24 jam, kan,” ujar Kuyung.
Keimanan seseorang, terang Kuyung tidak bisa diukur dari tampilan seseorang dengan hanya memakai Kopiah Haji dalam kesehariannya. Lalu Kuyung menanyakan, apakah pada saat seseorang ingin mencalonkan diri saja dikatakan terlihat agamis.
Disisih lain, Kuyung mengatakan bahwa program keagamaan yang selama ini dijalankan Heri Amalindo seperti Umroh, bantuan Pondok Pesantren, bantuan Masjid agar tetap terus dilanjutkan oleh pasangan DEFE ketika mandapat amanah dari masyarakat PALI.
Bahkan Kuyung meminta kepada kandidat yang diusung oleh Partainya bukan hanya melanjutkan program keagamaan Heri Amalindo namun menambahkan dengan program-program lainnya.
Terkait dengan terlanjurnya isu yang sudah jadi konsumsi publik, Kuyung menyerahkan penilaian sepenuhnya kepada masyarakat terhadap kandidatnya, karena menurut Kuyung masyarakat mempunyai persfektif pandangan terhadap orang yang akan dipilihnya.
“Penilaian itu hak masyarakat untuk menilai seseorang, terutama Paslon. Masyarakat itukan bagus itu, dia memberikan persfektif pandangan dia terhadap orang yang akan dia pilih, kalau menurut PKS itu bagus, apakah orang itu positif atau baik, terutama dari sisih lahiriyah dia, boleh-boleh saja kan,” imbuh Kuyung.
Untuk itu, Kuyung menegaskan pihaknya akan terus berjuang untuk memenangkan pasangan DEFE menjadi Bupati dan Wakil Bupati periode mendatang. Ia memastikan Partainya akan mandampingi pasangan DEFE menjalankan visi dan misi yang dijanjikan. Kuyung mengklaim bersama PKS pasangan DEFE akan menjadi lebih baik dari saat ini.
Seperti diketahui, pasangan DEFE resmi mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati PALI tanggal 27 Agustus lalu. Mereka merupakan pasangan pertama yang mendaftar ke KPU kabupaten PALI. Panitia Rapat Pleno RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang sudah menetapkan pasangan DEFE lolos tes kesehatan tanggal 4 September 2024.
Selain itu, pasangan DEFE diusung oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Ummat.
(TM/eja)