Penonton “Tumpah” Saksikan Pentas “Ande-Ande Lumut” di Museum Kebaharian

Pentas Teater 21 Jakarta Suskes. Ratusan penonton, dari masyarakat umum juga turut meramaikan pentas "Ande-Ande Lumut" di Museum Kabaharian Jakarta, Minggu 24 Januari 2024

Cerita “Ande-Ande Lumut” sarat pesan moral tentang kewajiban seorang perempuan yang harus menjaga kehormatannya. Hal ini tersimbolisasikan dalam tokoh Dewi Candrakirana atau Klenting Kuning ketika harus menghadapi rayuan Yuyu Kangkang.

——————————————-

JAKARTA | TintaMerah.co.id — Teater 21 SMP Negeri 21 Jakarta, sukses menggelar pentas teater dalam lakon “Ande-Ande Lumut” (AAL)  di Museum Kebaharian Jakarta, Minggu (21 Januari 2024).

Menonton Pementasan yang berbasis cerita rakyat Jawa Timur ini, bagaikan menyaksikan drama percintaan seorang pangeran dengan seorang putri dengan permainan atau intrik yang menyertainya.


ADEGAN – Salah satu adegan dalam lakon “Ande-Ande Lumut” pada pementasan Teater 21 Jakartya di Museum Kebaharian Jakarta, Minggu (24/1/2024) Foto.Dok. Teater21

Lakon AAL merupakan cerita rakyat Jawa Timur dengan tema percintaan yang berkisah tentang kesetiaan Pangeran Adipati Anom dan Dewi Candrakirana. Pangeran Adipati Anom adalah sosok dari Kerajaan Jenggala, sementara Dewi Candrakirana (klenting kuning) berasal dari Kerajaan Kediri.

 

PENONTON TEATER – Suasana penonton “Ande-Ande Lumut” yang dipetaskan teater 21 Jakarta di Musuem Kebaharian Jakarta, Minggu (24/01/2024). Foto. Dok. Teater21

Cerita AAL sarat pesan moral tentang kewajiban seorang perempuan yang harus menjaga kehormatannya. Hal ini tersimbolisasikan dalam tokoh Dewi Candrakirana atau Klenting Kuning ketika harus menghadapi rayuan Yuyu Kangkang.

Sikap teguh dan kesetiaan Dewi Candrakirana atau Klenting Kuning ketika diuji oleh Batara Narada juga patut dicontoh.

Namun sebalikya, sikap buruk tiga bersaudara; Klenting Abang, Klenting Biru, dan Klenting Hijau yang menyiksa Klenting Kuning bukan hal yang harus ditiru. Sebab untuk berbuat baik dengan sesama, tak peduli dengan latar belakangnya.

BACA JUGA  Kejar Giant Discovery, SKK Migas dan KKKS Akan Melaksanakan Survey Seismic 3D Senilai Rp 1,1 Triliun
SENIMAN – Sejumlah seniman teater di Jakarta foto bersama dengan pelaku teater senior di Indonesia Jose Rizal Manua, (tengah/mengenakan blangkon) dalam acara Pentas Teater 21 Jakarta, di Museum Kebaharian Jakarta, Minggu (24/01/2024). Foto.Dok. Teater21

Dalam Pementasan Teater 21 Jakarta kali ini, mendulang kesuksesan yang luar biasa. Nampak dari banyaknya penonton dari semua lapisan masyarakat Jakarta.

Pementasan ini dibuka Performing Art oleh salah satu tokoh Teater Jiwa Jakarta dan beberapa anggota Teater 21 Jakarta dengan memainkan simbol-simbol dalam cerita.

Gunungan Wayang yang dimainkan oleh Syarah bersama anak-anak Teater 21 Jakarta mengartikan sebuah komitmen anak bangsa yang akan tetap menjaga keutuhan Nusantara atau NKRI (Nusantara) meski godaan dan rintangan terus dihadapi.

Peran yang dimainkan para aktor Teater 21 Jakarta sebagai simbol, bahwa sebuah kebaikan pasti ada godaan. Sebagai simbol keteguhan anak bangsa untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa tetap terjaga, tergambar pada serah terima Gunungan Wayang oleh anak bangsa kepada Kepala Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari, bersama seniman, budayawan nasional, Jose Rizal Manua.

“Ini menandakan bahwa untuk menjaga keutuhan NKRI melalui budaya ini tetap dibutuhkan bimbingan orang tua kepada generasi penerus, sehingga Jasmerah (Jangan melupakan sejarah) tetap terwujud,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Kepala Museum Kebaharian, Mis’ari mengaku gemetar saat menerima Gunungan Wayang ini. Sebab, Gunung Wayang ini memiliki makna dan pesan moral yang dalam, untuk generasi bangsa.

BACA JUGA  Kasiop Korem 044/Gapo Wakili Danrem Rapat Koordinasi Implementasi Peraturan Daerah

“Saya menerima gunungan ini, dengan gemetar. Karena pesan moral dalam pementasan Performing Art ini penuh dengan tanggung jawab yang besar,” ujar Mis’ari.

GUNUNGAN WAYANG – Sebagai simbol keteguhan anak bangsa untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa tetap terjaga, tergambar pada serah terima Gunungan Wayang oleh anak bangsa kepada Kepala Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari, bersama seniman, budayawan nasional, Jose Rizal Manua. (Foto. Dok.Teater 21)

Miss Ari menambahkan, kegiatan yang dilakukan teman-teman disini sangat keren dan Bagus. Menurut Mis’ari, para penonton yang hadir sebagian besar belum pernah masuk ke Museum Kebaharian ini.

“Kami juga berharap keberadaan museum ini dapat menjadi alternatif tujuan wisatawan. Dan teman-teman pelaku seni budaya dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya di tempat ini,” tambahnya.

Sementara sang Budayawan nasional Jose Rizal Manua sangat apresiatif terhadap kegiatan ini. Menurut Bang Jose–panggilan akrabnya–kegiatan ini sangat menarik, sehingga anak-anak menjadi happy dan asik.

“Yuk, kalau ada latihan atau workshop untuk anak-anak Teater 21 Jakarta ini, saya siap datang untuk memberikan materi, sehingga mereka pun dapat ilmu dari yang lain,” harapan Bang Jose.

Pertunjukan drama AAL disutradarai Firly Risa Jumriani, S.Pd, M. Pd, Guru Pembina dan sekaligus penggagas berdirinya ekskul Teater 21 Jakarta.

Sementara pemeran lain yag terlibat; Mellina Agustina, Mellisa Agustina, Muhammad Rifki, Kesya, Alvia, elfa serta yang lain. Pementasan juga didukung penata musik, penata tari, penata set dan artistik.

Menurut Miss Firly–panggilan akrab Firly Risa Jumriani–juga berharap, pementasan AAL diharapkan mampu menyuguhkan tontonan menarik dan berkualitas dalam durasi pertunjukan yang terbatas.  “Semoga ke depan berbagai inovasi kreatif akan bermunculan dalam garapan pementasan seperti Ande-Ande Lumut dan juga lakon lainnya,” ujarnya.

BACA JUGA  Laksanakan Operasi Trisula Jaya-24, KRI Teluk Calang Sandar di Dermaga B Pelabuhan Boom Baru Palembang

Lebih lanjut Miss Firly menyebutkan, pementasan AAL merupakan produksi ekstra kurikuler SMPN 21 Jakarta yang ke tiga kali. Dengan pementasan ini, Firly berharap ke depannya kegiatan ekskul teater ini memiliki prestasi yang jauh lebih baik sehingga dapat menjadi kebanggaan sekolah.

“Kita berharap agar ke depan kegiatan ekskul teater bisa meningkatkan kegiatannya dan prestasinya. Kalau nati ada lomba, bisa diikutkan.

“Ikut lomba jangan langsung berpikir menang. Yang penting ikuti dulu lomba tersebut. Kalaupun kita menang, itu bonus. Sekolah pasti akan mendukung kegiatan ekskul teater maupun ekskul yang lain,” tegasnya.

Sebagai motivasi kepada para peserta didiknya, Miss Firly menyatakan apresiasinya kepada tim yang telah mengusung “Ande-Ande Lumut dengan baik. Apalagi jumpah penontonnya sangat luar biasa.

“Pementasan kali ini luar biasa penontonnya. Bisa ratusan penonton dan itu kebanyakan dari penonton umum. Selain itu juga yang membanggakan, acara ini dihadiri oleh banyak tokoh nasional, ini bukti bahwa Teater 21 Jakarta mendapatkan dukungan dari semua pihak, baik dari tokoh senior maupun yang baru belajar,” tegasnya.

Atas keberhasilan pementasan ini, Miss Firly menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, termasuk kepada kepala sekolah, guru dan para wali murid yang turut hadir pada acara ini.

“Kami menyampaikan terimakasih kepada ibu kepala sekolah, rekan-rekan guru, kepada Pak Kadis Kebudayaan dan pastinya kepada Kepala Museum Kebaharian yang sedari awal langsung menyatakan siap mendukung kegiatan diselenggarakan di wilayah kerjanya,” ujar Miss Firly.

Sementara, Kepala SMPN 21 Jakarta, Umi Widayati, S.S menjelaskan, semua pelatih dan pembina, untuk segera membuat rencana kerja yang terprogram, sehingga semua kegiatan akan teragendakan.

SMPN 21 JAKARTA – Kepala SMPN 21, Umi Widayati, S.S (kiri/berkilbab putih) dan Firly Risa Jumriani, S.Pd, M. Pd, (kanan), Guru Pembina dan sekaligus penggagas berdirinya ekskul Teater 21 Jakarta. (Foto.Dok.Teater 21 Jakarta)

 

BACO JUGO BERITA TERKAIT LAINNYO : Lakon “Ande-Ande Lumut” Siap Pentas Bersama Teater 21 Jakarta

“Dan jangan lupa, kepada para pembina dan pelatih, saya minta tolong dibuatkan program kegiatannya sehingga terjadwal dengan baik, agar sekolah dapat mempersiapkan apa yang perlu dibantu” ujar Ibu Umi dalam forum pengarahan guru pembina ekskul dan pelatih ekskul SMPN 21 Jakarta, pekan silam, jauh sebelum pementas AAL digelar.**

TEKS : ADIPATILAWE   (PTI) |  EDITOR : IMRON SUPRIYADI   |  FOTO : DOK.TEATER 21